Minggu, 10 Januari 2010

MUNAJAT CINTAKU

Ya Allah...
Sang penguasa hati ini.
Hamba hanyalah seorang hamba yang lemah.
Hamba hanyalah seorang hamba yang hina.
Yang tak pantas lagi meminta kepada-Mu.
Tapi ijinkan hamba untuk sekali lagi memohon kepada-Mu.
Hanya Engkaulah yang mengetahui kegalauan hati hamba.
Di tengah gejolak darah muda yang tengah melanda hamba.
Di tengah syahwat yang tengah menguasai hati ini.
Di tengah pergaulan remaja yang semakin tidak mengenal norma.
Di tengah rasa cinta yang menggebu.
Ketika bertemu dengan makhluk-Mu yang bernama Wanita.
Teguhkanlah hati hamba, agar selalu berada di jalan-Mu.
Jalan cinta-Mu yang suci.
Cinta yang Engkau ridhoi.
Cinta yang Engkau berkahi.
Cinta yang halal.
Cinta yang melihat dengan hati.
Cinta yang melihat dengan iman.
Cinta yang hakiki.
Bukan cinta yang melihat hanya dengan mata.
Bukan pula cinta yang melihat dengan nafsu semata.
Teguhkan hati hamba, agar senantiasa bersabar.
Sampai tiba saatnya nanti hamba.
Menjemput bidadari syurga pilhan-Mu Ya Allah.
Amin...

Jumat, 08 Januari 2010

Babak Baru Hidupku

Surat beramplop putih itu kini ada ditangan. Amplop yang berisi penentuan akhir apakah aku berhasil lulus atau berakhir gagal sebagai pecundang tidak lulus Ujian Nasional SMA Tahun 2009.
Dengan mengucap basmallah diliputi hati yang berdebar kencang, Aku buka amplop putih itu, dan hasilnya sungguh mengejutkan Aku berhasil lulus dengan nilai yang cukup memuaskan. Syukur alhamdulillah langsung terucap di bibir mensyukuri anugerah yang diberikan Allah saat itu, doaku dan teman-teman lainnya dikabulkan oleh-Nya.
Apakah perjuangan hanya sampai disitu ?
Tentu saja tidak, jalan ku masih panjang dalam meraih cita-cita, berbagai ujian masuk perguruan tinggi aku ikuti. Tapi ternyata tidak semudah yang Aku kira, Aku lebih sering gagal, sampai terbersit pikiran untuk menyerah. Aku iri melihat teman-temanku dapat diterima di Perguruan Tinggi, ah beruntungnya mereka. pikirku saat itu.
Tapi akau tidak boleh menyerah, semua Perguruan Tinggi aku coba untuk mendaftar, dan akhirnya aku bisa diterima di salah satu perguruan tinggi negeri di ibukota, walaupun aku juga masih sedih karena masih banyak teman-temanku tidak bisa melanjutkan pendidikannya karena berbagai macam alasan. Walaupun sempat ragu tapi aku coba yakin bahwa ini adalah pilihan Allah untukku. Babak baru hidupku sebagai mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dimulai dari sini.
Dari sini Aku mengenal kawan-kawan baru, orang-orang baru, dan lingkungan yang baru pula. Berbagai macam tipe kepribadian, suku, dan etnis Aku temui. Setelah sekian lama berjalan ternyata menjadi mahasiswa tidak semudah yang dibayangkan, aku harus keluar dari zona nyaman yang selama ini ku tempati. Berbagai macam kesibukan dari tugas kuliah, sampai berbagai macam jenis ulangan mata kuliah harus ku jalani. Aku sadar perjalananku masih panjang, dan masih harus berjuang demi tercapainya semua mimpi-mimpiku, dan yang terutama Aku bisa membuat kedua orang tuaku bangga mempunyai anak seperti dirikku.