Jumat, 12 Juni 2009
Panglima Tentara Laut Malaysia Minta Maaf
"Panglima Tentara Laut Malaysia sudah minta maaf dan berjanji akan menjauhkan tentaranya dari laut Ambalat, agar tidak terjadi clash fisik dengan pasukan TNI Angkatan Laut," ungkap Yusron Ihza Mahendra melalui hubungan telepon internasional langsung dari Kuala Lumpur, Rabu (10/6).
Saat ini, Yusron Ihza Mahendra sedang memimpin delegasi Komisi I DPR RI untuk melakukan pertemuan dengan sejumlah petinggi di Malaysia, terkait sejumlah pelanggaran perbatasan yang dilakukan Tentara Laut Diraja Malaysia di perairan Blok Ambalat.
"Dalam pertemuan tadi, kami diterima oleh pihak Departemen Luar Negeri (Deplu) Malaysia. Dan pada kesempatan itu, kami mendesak pihak Deplu Malaysia mempercepat penyelesaian Ambalat. Pada kesempatan itulah Panglima Tentara Laut Diraja Malaysia menyampaikan permintaan maaf," katanya.
Sementara itu, pihak Deplu Malaysia sendiri, menurutnya, berjanji akan mempercepat penyelesaian diplomatik atas masalah Ambalat. "Janji itu dinyatakan Deputi Menlu Malaysia Kohilan Pillay setelah didesak delegasi Komisi I DPR RI," tegas Yusron Ihza Mahendra (Fraksi Gabungan Bintang Pelopor Demokrasi).
Selama kunjungan resmi delegasi Parlemen Indonesia di Malaysia itu, dia didampingi tiga rekannya, yakni Hepi Bone Zulkarnaen (Fraksi Partai Golkar), Andreas Pareira (Fraksi PDI Perjuangan), Shidqi Wahab (Fraksi Partai Demokrat) dan Joko Susilo (Fraksi Partai Amanat Nasional).
Kepada delegasi Parlemen Indonesia itu, demikian Yusron Ihza Mahendra, Pillay berulang kali menyatakan akan mempercepat perundingan dengan mitranya dari RI.
Sementara itu, Panglima Laut Tentara Diraja Malaysia Laksamana Abdul Aziz Jafar, menurut Yusron juga menyatakan keseriusannya mengakhiri konflik di Ambalat.
"Dia menyatakan akan menjauhkan tentaranya dari Laut Ambalat milik Indonesia, agar tidak terjadi clash fisik. Juga dia berkata: Kami sama sekali tidak mau berperang dengan Republik Indonesia," ujar Yusron Ihza Mahendra kembali mengutip pernyataan Panglima Laut Tentara Diraja Malaysia itu.
Abdul Aziz Jafar juga menyatakan permohonan maaf, jika benar tentaranya meledek pasukan TNI Angkatan Laut dan berjanji akan menjatuhkan sanksi terhadap tentaranya itu.
Menurut Yusron, dalam pertemuan itu pihaknya menyampaikan kepada pejabat tinggi di Kuala Lumpur dan anggota Parlemen mereka bahwa Ambalat itu adalah milik sah RI, sesuai hukum laut internasional (UNCLOS) tahun 1982 yang telah diratifikasi Indonesia.
Yusron Ihza Mahendra menambahkan, akan segera menyampaikan berbagai hasil pertemuannya selama di Kualalumpur kepada pihak Pemerintah RI setibanya di Tanah Air, agar segera bisa ditindaklanjuti.
Bangsa Indonesia adalah Bangsa Pemberani
Senin, 01 Juni 2009
Kasau; Kekuatan Udara Nasional Cenderung Diartikan Hanya Berupa Pesawat Terbang
Ketua Persatuan Kesehatan Penerbangan (Perkespra) Marsekal Pertama TNI (Purn) Juelizir Moezakar, SpKP, SPA memberikan penganugerahan Wing Kesehatan Penerbangan kepada Asisten Personel (Aspers) Kasau Marsekal Muda TNI Sudjadijono, SE, MM, di Lakespra dr. Saryanto, Jakarta Selatan, Senin (1/6).
Kekuatan udara nasional cenderung diartikan hanya berupa pesawat terbang dan peralatan lain yang digunakan oleh Angkatan Udara, armada penerbangan sipil, industri, dan jasa kedirgantaraan serta penerbangan yang ada di TNI AD, AL, Polri belum kita pahami sebagai bagian dari kekuatan udara nasional Indonesia.
Demikian juga dalam pemanfaatannya, pada umumnya hanya dikaitkan dengan kepentingan militer (perang) dan melupakan kegunaannya untuk kesejahteraan rakyat. Hakekat kekuatan udara nasional (Indonesia Air Power) bagi bangsa Indonesia adalah seluruh kemampuan dan kekuatan bangsa untuk menggunakan wahana yang beroperasi di atau/melalui udara. Demikian penjelasan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Subandrio saat bertindak sebagai Keynote Speaker pada Jakarta International Aerospace Medicine Symposium (JIAMS) di Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Antariksa (Lakespra) dr. Saryanto, Jakarta Selatan, Senin (1/6).
Simposium yang berlangsung dua hari, diikuti para dokter-dokter kesehatan penerbangan baik dari dalam maupun luar negeri yang menangani kesehatan penerbangan, staf yang terlibat dalam dunia penerangan baik militer maupun sipil yang berdinas di TNI AU, AD, AL, Kepolisian, dan Departemen Perhubungan Republik Indonesia.
Dengan demikian jelaslah bahwa kekuatan udara nasional tidak identik dengan hanya Angkatan Udara saja. Kalau kita berbicara kekuatan udara nasional di Indonesia tentu tidak terlepas dari kondisi geografi negara kita yang berbentuk kepulauan (Archipelago State). Dihadapkan dengan bentuk geografi dan luas wilayah Indonesia, maka faktor kecepatan yang dimiliki oleh kekuatan udara baik wahana gerak berawak (pesawat terbang), maupun wahana gerak tak berawak (peluru kendali), menjadikan pilihan utama untuk dibangun dan dikembangkan secara proporsional.
Maksud diadakannya simposium ini menurut Ketua pelaksana Marsekal Pertama TNI Dr. Mariono Reksoprojo, SpOG, SpKP, MD untuk menerima masukan-masukan dari berbagai kalangan dokter maupun petugas yang selama ini bekerja di dunia penerbangan yang nantinya dapat memberikan masukan kepada pemimpin dalam menentukan kebijakan dalam hal kesehatan penerbangan terutama untuk keselamatan para awak penerbangan dan para pengguna.
Sebelum memasuki pembahasan-pembahasan selanjutnya Ketua Persatuan Kesehatan Penerbangan (Perkespra) Marsekal Pertama TNI (Purn) Juelizir Moezakar, SpKP, SPA memberikan penganugerahan Wing Kehormatan Kesehatan Penerbangan kepada Asisten Personel (Aspers) Kasau Marsekal Muda TNI Sudjadijono, SE, MM; Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayjen TNI dr. Heridadi, Msc; Direktur Kesehatan AD Brigadir Jenderal TNI dr. Djoko Riadi, SpBS; Kepala Dinas Kesehatan AL Laksamana Pertama TNI Dr. Kusdinar Diyon, SpS, Kabiddokpol Pusdikkes Polri Brigadir Jenderal Polisi Musaddeg Ishaq, DFM, dan Dr. I Nyoman Kandun, MPH (mantan Direktur Jenderal Departemen Kesehatan RI).
from : website TNI AU
Senin, 18 Mei 2009
TENTANG FILM KETIKA CINTA BERTASBIH
Rabu, 22 April 2009
Panggilan Pertiwi
Inilah film perang garapan anak negeri, tapi masih dalam bentuk trailer. “Panggilan Pertiwi”, garapan First Avemedia Movie, produksi oleh: Dinas Penerangan TNI-AD & Persatuan Purnawirawan TNI-AD.
Openingnya tulisan; TNI AD, terus Persatuan Purnawiran TNI AD, mempersembahkan:
Scene ke-1 :Para tentara lagi latihan, kalo ngga salah di tempat latihan KOSTRAD, yang banyak ban2 bekasnya disusun kaya lorong2 labirin.
Scene ke-2 : Ada suara komandan sedang briefing sama anak buahnya, mereka ditugasi mempertahankan kesatuan NKRI
Scene ke-3 : Terlihat gerombolan pengacau keamanan mengacau sebuah desa, mereka bilang: “Jangan sampai benda ini (bendera merah-putih) berkibar lagi disini!”. Disini diliatin pemeran tokoh bos penjahat udah ngga asing lagi bagi saya, dia suka berperan sbg pemeran antagonis, namanya saya kurang hafal, tapi badannya gede dan brewokan.
Scene ke-4 : Terlihat pasukan tentara (mungkin maksudnya pasukan khusus) sedang dikirim ke medan perang lewat helikopter, terus ada adegan lari2an dalam hutan, & YG PENTING: ADEGAN TEMBAK2AN SENAPAN M16 & SS1 DAN ADEGAN LEMPARAN GRANAT+MUSUH YG TERLEMPAR AKIBAT LEDAKAN..WOW.
Semoga saja film ini segera direlease ke layar lebar ya.
from : Warna Dunia
Senin, 13 April 2009
REALITA CINTA ANAK SMA
REALITA CINTA ANAK SMA
Seorang pemuda bertanya kepada temannya
“Doni loe udah punya pacar berapa sekarang ?”
“Belum punya Jhon”
“Wah cupu loe (culun punya red) Don, masa SMA kelas 3 masih belum punya pacar, gue aja pertama kali punya pacar kelas 2 SMP”
Mungkin pertanyaan ini sering kita dengar dari teman-teman sekolah kita yang merasa bangga telah mempunyai pacar. Sayangnya ini membuat kita terkadang merasa bahwa apabila belum mempunyai pacar merupakan suatu musibah atau aib yang membuat kita rendah diri dan merasa bukan anggota dari komunitas lingkungan kita.
Padahal beruntunglah untuk kalian yang masih belum pernah pacaran atau masih JOMBLO TULEN. Mengapa ? ibarat barang dagangan semakin sering suatu barang dicicipi maka nilai jual kembali barang itu semakin turun. Sebaliknya barang yang masih baru dan belum tersentuh tangan orang, maka harga barang itu masih mahal dan terjamin kualitasnya.
Melihat realita berpacaran anak-anak remaja sekarang ini mungkin membuat ngeri. Bagaimana tidak, para remaja ini seakan tidak merasa malu untuk berduaan dengan pasangannya di tempat-tempat umum. Mereka seakan tidak peduli dengan pandangan orang-orang. Lebih parah lagi mereka mencari tempat dan waktu yang sepi untuk berpacaran, tidak tangung-tanggung bahkan mereka terkadang berpacaran di tempat ibadah sekolah mereka, dari hanya sekedar curhat sampai melakukan maksiat. Mereka tidak merasa malu sedikitpun padahal itu adalah tempat ibadah. (Naudzubilah)
Dan apabila syaitan sudah merasuk, bagi yang tidak kuat iman maka celakalah yang terjadi. Sudah banyak terjadi kasus dimana para remaja hamil di luar nikah dan pihak yang menanggung akibat paling berat adalah kaum perempuan. Coba renungkan… bagaimana perasaan orang tua, guru, saudara, dan teman terdekat kita. Tentu yang paling merasa malu adalah kedua orang tua kita, melihat putri kesayangan mereka yang dibesarkan dari kecil sampai dewasa hamil di luar nikah.
Mungkin sebagian remaja beranggapan, Ah…… itu